Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

CATATAN FLS2N TINGKAT SMA KABUPATEN BANGGAI 2017

CATATAN PERTAMA TENTANG TEATER MONOLOG Salah satu tangkai lomba FLS2N Tingkat SMA adalah lomba teater monolog. Monolog adalah pertunjukkan  teater yang hanya dimainkan oleh satu orang pemain dengan menekankan ketrampilan seni peran (keaktoran-akting). Seluruh unsur cerita ditampilkan berdasarkan ketrampilan pemain dalam memerankan tokoh yang diceritakannya.  Lomba monolog tahun 2017 ini mengambil tema "Dengan ketrampilan seni peran monolog, kita ekspresikan gagasan tentang keragaman seni budaya dalam kebersamaan demi kejayaan Indonesia." Dan puncak pelaksanaan lomba monolog akan digelar pada FLS2N Tingkat Nasional 2017 di Kupang. Tangkai lomba seni peran ini dilaksanakan secara berjenjang. Mulai jenjang kabupaten sampai jenjang provinsi. Peserta yang menjadi juara di tingkat kabupaten berhak mewakili kabupatennya di tingkat provinsi. Begitu pula peserta yang menjadi juara di tingkat provinsi berhak mengikuti FLS2N tingkat nasional.  Peserta dalam lomba ini da

DONGENG

I HODI KA I GEO Utu mae, dagi ko olitau anu mosangalu. To olitau aijo sanggo nu aha I Geo ka I Hodi. Aha ma isa ko pakalajaan. Aha biasa molio kau i alas da opo baluk ka mongolu. Pakalajaan na obau ola polioan mongkan sansina - sina. Ka tudunannyo, mongkalaja uka sina, anu ohumpak ola pongkan uka sina. I Santu u sina no sintokamo na I Geo ka I Hodi ka binasalemo na aha da mamba mongulu. Bai aha aide mbak ko pongulu ka duangan. I Hodi ka I Geo bina pikilmo mosia da aha mohumpak duangan ka pongulu. Tinonginaumo na aha da monsabol duangan belie Babo Ise. Nambamo na aha belie Babo Ise anu dagi I papayan. Tinokamo na aha I papayan, nosintakamo  ka I Babo Ise. Aha nompo hampemo makasud da monsabol duangan ka pongulu I Babo Ise. “Mosia na lele Babo Ise?” pokilawai I Hodi. “Aide, ima-imanyo,” koi Babo Ise. “Babo Ise, aidemo na nulio mami,” koi I Geo “Apaa… na oliu miu?” pokilawai Babo Ise mule. “Anulio mami mate duangan,” koi I Hodi. “Bee.. duangan I Babo

LEGENDA

ASAL-USUL AIR TERJUN HANGA-HANGA Konon, dahulu kala di kota Banggai yang menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Banggai, banyak terdapat sumber (air jatuh), sungai-sungai besar dan mata air. Banyaknya sumber air itu membuat Kerajaan Banggai menjadi sangat subur. Kesuburannya Bumi Banggai di tambah tekunnya rakyat dalam mengolah lahan, menjadikan sebagian besar rakyat Banggai dapat hidup makmur dan sejahtera karena hasil bumi mereka selalu melimpah ruah. Kondisi alam yang ramah menjadi lengkap dengan hadirnya pemimpin -Raja Adi Cokro- yang sangat amanah. Adi Cokro pun dikenal bijaksana. Wajar jika Kerajaan Banggai jadi sangat terkenal karena rakyatnya hidup damai, sejahtera dan aman sentosa. Suatu ketika ketentraman dan kebahagian yang dirasakan rakyat Banggai jadi terganggu. Rakyat Banggai tidak bisa lagi menuai panen dari lahan mereka. Karena lahan pertanian mereka mengalami kekeringan dan kekurangan air. Padahal saat itu bukan musim kemarau. Kekeringan dan

CATATAN FESTIVAL MONGUNDU

FESTIVAL MONGUNDU M ongundu merupakan salah satu tradisi lisan di Kabupaten Banggai. Tradisi   mongundu   (mendongeng)   merupakan tradisi turun-temurun masyarakat Saluan yang mendiami Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah. Tradisi ini ditengarai hampir punah sehingga perlu upaya pelestariannya. Salah satu upaya pelestarian adalah menggalakkan kembali tradisi ini melalui jalur pendidikan. Baru-baru ini telah dilaksanakan Festival Mongundu Tingkat  SD (Sekolah Dasar). Festival ini diikuti oleh 18 (delapan  belas) peserta yang mewakili sekolahnya masing masing.  Jumlah ini tentu sangat berarti bagi keberadaan sastra lisan  Banggai yang terancam punah. Patut menjadi catatan dalam  festival tersebut bahwa animo anak-anak kita untuk  menuturkan dongeng berbahasa Saluan sangat luar biasa.  Begitupula cara menyampaikan tuturan sangat kreatif. Mulai  cara yang sederhana sampai pada cara yang memakai  pendekatan teaterikal. Mereka tak segan- s